Ketersediaan tenaga dokter dan dokter spesialis di daerah-daerah terpencil di Indonesia serta masalah jarak terkait dengan bagaimana caranya memberikan akses layanan kedokteran yang berkualitas dengan biaya murah dan terjangkau, berkelanjutan, demi mencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera. Telemedicine menawarkan solusinya dengan menjanjikan diantaranya efisiensi, efektivitas, interaktivitas, kolaborasi dan ubiquitous. Sehingga diharapkan menjadi lebih hemat jarak, waktu dan biaya. Juga meningkatkan kerjasama lintas geografis. Mudah diakses dengan berbagai perangkat, darimana dan kapan saja.
Telemedisin (telemedicine) itu sendiri dapat diartikan sebagai kedokteran jarak jauh. Layanan kedokteran (klinis) dimaksud dapat berupa (transfer/transmisi) data (medis) dari proses wawancara (mis. Anamnesis = wawancara dokter-pasien; dokter-mahasiswa dalam proses edukasi), pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang, peresepan bahkan tindakan perawatan dan pengobatan. Data medis yang nantinya menjadi informasi yang lebih bermakna itu dapat berwujud format teks, citra/gambar/foto, video, audio/suara, biosinyal. Jarak jauh dimaksudkan adanya perbedaan geografis (mis. regional, internasional) antara pemberi layanan dan yang dilayani. Layanan kedokteran jarak jauh ini dapat terlaksana berkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Contoh telemedicine yang sudah sering dilakukan diantaranya dalam bentuk telekonsultasi. Bisa melalui telepon, pesan singkat (SMS), MMS, chat bahkan video call. Juga konsultasi dokter online via web seperti mail list, forum, blog, Twitter, Plurk, Facebook, webcam, dll. Sedangkan telekonsultasi yang populer berupa telekonferensi dan videokonferensi.
Namun tentunya terdapat hambatan dalam telemedicine antara lain sumber daya manusia dan teknologi yang ditanamkan tidak bisa dibilang murah, apakah hubungan dokter-pasien tanpa tatap muka langsung dapat diterima sebagai hubungan dokter-pasien sesungguhnya, apakah peresepan elektronik dalam telemedicine dapat diterima, tidak terjaganya rahasia pasien jika terjadi kecerobohan jaringan/ perangkat lunak, dsb.
Ringkasnya, telemedicine sebagai suatu alat bantu telah menawarkan beberapa peluang. Dengan mengutamakan keselamatan pasien yang didukung regulasi, standar, penelitian dan kedokteran berbasis bukti, telemedicine mungkin dapat membantu terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera.
Telemedisin (telemedicine) itu sendiri dapat diartikan sebagai kedokteran jarak jauh. Layanan kedokteran (klinis) dimaksud dapat berupa (transfer/transmisi) data (medis) dari proses wawancara (mis. Anamnesis = wawancara dokter-pasien; dokter-mahasiswa dalam proses edukasi), pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang, peresepan bahkan tindakan perawatan dan pengobatan. Data medis yang nantinya menjadi informasi yang lebih bermakna itu dapat berwujud format teks, citra/gambar/foto, video, audio/suara, biosinyal. Jarak jauh dimaksudkan adanya perbedaan geografis (mis. regional, internasional) antara pemberi layanan dan yang dilayani. Layanan kedokteran jarak jauh ini dapat terlaksana berkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Contoh telemedicine yang sudah sering dilakukan diantaranya dalam bentuk telekonsultasi. Bisa melalui telepon, pesan singkat (SMS), MMS, chat bahkan video call. Juga konsultasi dokter online via web seperti mail list, forum, blog, Twitter, Plurk, Facebook, webcam, dll. Sedangkan telekonsultasi yang populer berupa telekonferensi dan videokonferensi.
Namun tentunya terdapat hambatan dalam telemedicine antara lain sumber daya manusia dan teknologi yang ditanamkan tidak bisa dibilang murah, apakah hubungan dokter-pasien tanpa tatap muka langsung dapat diterima sebagai hubungan dokter-pasien sesungguhnya, apakah peresepan elektronik dalam telemedicine dapat diterima, tidak terjaganya rahasia pasien jika terjadi kecerobohan jaringan/ perangkat lunak, dsb.
Ringkasnya, telemedicine sebagai suatu alat bantu telah menawarkan beberapa peluang. Dengan mengutamakan keselamatan pasien yang didukung regulasi, standar, penelitian dan kedokteran berbasis bukti, telemedicine mungkin dapat membantu terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera.
Sumber : http://daniiswara.net/2009/01/18/telemedisin-bukan-khayalan/
0 komentar:
Posting Komentar