Minggu, 15 November 2009

E-government

E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi dan inisiatif untuk meningkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya.

Tim tersebut memiliki beberapa target. Salah satu targetnya adalah pelaksanaan pemerintahan online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh computer dari mana saja.

E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga antar sesama unsur pemerintah dalam lingkup nasional, bahkan internasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.

Singkatnya dengan adanya e-government ini diharapkan dapat mengatasi hal-hal yang berkenaan dengan kepemerintahan.

Sumber : http://e-majalah.com/0508sucipto.html

Kaki Indah dan Menarik

Kaki merupakan bagian anggota tubuh yang kurang dapat perhatian lebih. Hingga terkadang kita mempunyai masalah dengan kaki, entah itu lutut hitam, tumit kasar dan pecah-pecah, dsb. Mulai dini seharusnya kita merawat kaki kita.

Siapa yang tak ingin memiliki kaki indah dan menarik, tak perlu pergi kesalon dan merogoh kocek yang banyak, cukup melakukannya di rumah. Masalah dengan kaki Anda pun dapat teratasi. Berikut beberapa tips untuk mengatasi masalah seputar kaki :

- Lutut Hitam
  • Gosok lutut dengan menggunakan baru apung secara perlahan. Fungsinya untuk mengangkat kulit bagian atas yang sudah mati.
  • Untuk menghaluskannya, potong jeuk nipis jadi dua bagian lalu gosokan dengan gerakan melingkar.
  • Untuk lutut yang tampak hitam, cuci lutut dengan sabun yang mengandung pemutih, biarkan beberapa saat, message, kemudian bilas.

- Tumit kasar dan pecah-pecah
  • Rendam kaki di baskom berisi air hangat yang sudah diberi sabun dan garam selama 15 menit.
  • Gosok tumit dan sisi-sisi telapak kaki dengan batu apung agar kulit yang kasar dan pecah-pecah terkelupas, bilas dengan air dingin.
  • Untuk perawatan, jangan lupa olesi lotion tiap pagi dan malam.

- Betis kering dan kasar
  • Oleskan betis dengan minyak zaitun, lalu scrub betis dengan garam dan gula kasar yang dicampur sabun, agar kulit yang kering dan kasar bisa diangkat.
  • Bilas dengan air hangat, keringkan dengan handuk.
  • Agar kulit tetap halus dan lembut, olesi dengan minyak zaitun.

- Kuku bersih
  • Sikat kuku agar bersih cemerlang dengan pasta gigi, setelah sebelumnya merendam di air sabun.
  • Keringkan kaki, gosok kuku kaki dengan potongan jeruk nipis, bilas dengan air.

Caranya mudah bukan ? dapat dilakukan dirumah tanpa harus mengeluarkan biaya. Bahan-bahan yang diperlukan untuk perawatan kaki pun mudah dicari dan biasanya sudah tersedia di rumah.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat ^^

Sumber : http://reinaparardhya.blogdetik.com/2008/11/21/kaki-cantik/


MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia)

Di zaman sekarang banyak sekali berdiri lembaga-lembaga yang mendasari suatu perkumpulan, baik perkumpulan yang sifatnya sosial, pendidikan, dsb. Berkembangnya telematika pun telah melahirkan suatu lembaga yang dinamakan MASTEL. Berikut sekilas mengenai MASTEL berdasarkan situs MASTEL.

MASTEL adalah lembaga nirlaba yang juga berfungsi sebagai jembatan antara pemerintah dan para pelaku serta para peminat di bidang telematika. Didirikan sebagai Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (MASTEL) pada tanggal 1 Desember 1993, MASTEL merupakan wadah berkumpulnya seluruh potensi yang terdapat di masyarakat, khususnya yang terkait dengan telekomunikasi dalam menghadapi lingkungan strategis yang selalu berubah, serta untuk memformulasikan gagasan-gagasan serta melakukan kegiatan lain dalam rangka mempromosikan dan mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang handal dan merata.

Menyikapi perkembangan teknologi dan timbulnya jasa-jasa baru akibat konvergensi antara telekomunikasi, teknologi informasi dan multimedia (didalamnya termasuk penyiaran), maka MASTEL pada Musyawarah Nasional MASTEL yang ke-3 (tanggal 20 Pebruari 2000) memutuskan untuk memperluas cakupannya dari telekomunikasi menjadi telekomunikasi, teknologi informasi dan multimedia. Dengan demikian MASTEL berubah menjadi Masyarakat Telematika Indonesia, dengan akronim yang tetap sama, yaitu MASTEL.

MASTEL saat ini didukung oleh lebih kurang 12 asosiasi bidang telematika. MASTEL selanjutnya memiliki lebih kurang 63 anggota perusahaan, lebih kurang 215 anggota perseorangan, 27 anggota nirlaba dan 14 orang anggota khusus MASTEL. Pengurus periode 2006-2009 terpilih pada Musyawarah Nasional V, tanggal 15 Maret 2006 yang lalu.

Misi dan tujuan MASTEL telah dirumuskan pula secara padat dan sederhana oleh Musyawarah Nasional V MASTEL tersebut. Organisasi MASTEL dikelola oleh Dewan Pengurus Harian, Dewan Profesi dan Asosiasi dan Sekertariat MASTEL yang dipimpin oleh Sekertaris Jenderal MASTEL membuka kesempatan seluas-luasnya bagi pelaku telematika (Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan Penyiaran), baik asosiasi, perusahaan, lembaga maupun secara individu yang langsung atau tidak langsung terlibat dalam bidang telematika untuk menjadi anggota MASTEL. Keanggotaan MASTEL senantiasa tumbuh, dengan makin menariknya aktifitas-aktifitas yang digelar MASTEL.

Singkatnya dengan adanya MASTEL ini diharapakan dapat mengembangkan serta dapat melahirkan teknologi baru dalam bidang telematika.

Sumber : http://www.mastel.or.id/id/?hlm=profil&show=sekilas


Telemedicine

Ketersediaan tenaga dokter dan dokter spesialis di daerah-daerah terpencil di Indonesia serta masalah jarak terkait dengan bagaimana caranya memberikan akses layanan kedokteran yang berkualitas dengan biaya murah dan terjangkau, berkelanjutan, demi mencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera. Telemedicine menawarkan solusinya dengan menjanjikan diantaranya efisiensi, efektivitas, interaktivitas, kolaborasi dan ubiquitous. Sehingga diharapkan menjadi lebih hemat jarak, waktu dan biaya. Juga meningkatkan kerjasama lintas geografis. Mudah diakses dengan berbagai perangkat, darimana dan kapan saja.

Telemedisin (telemedicine) itu sendiri dapat diartikan sebagai kedokteran jarak jauh. Layanan kedokteran (klinis) dimaksud dapat berupa (transfer/transmisi) data (medis) dari proses wawancara (mis. Anamnesis = wawancara dokter-pasien; dokter-mahasiswa dalam proses edukasi), pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang, peresepan bahkan tindakan perawatan dan pengobatan. Data medis yang nantinya menjadi informasi yang lebih bermakna itu dapat berwujud format teks, citra/gambar/foto, video, audio/suara, biosinyal. Jarak jauh dimaksudkan adanya perbedaan geografis (mis. regional, internasional) antara pemberi layanan dan yang dilayani. Layanan kedokteran jarak jauh ini dapat terlaksana berkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Contoh telemedicine yang sudah sering dilakukan diantaranya dalam bentuk telekonsultasi. Bisa melalui telepon, pesan singkat (SMS), MMS, chat bahkan video call. Juga konsultasi dokter online via web seperti mail list, forum, blog, Twitter, Plurk, Facebook, webcam, dll. Sedangkan telekonsultasi yang populer berupa telekonferensi dan videokonferensi.

Namun tentunya terdapat hambatan dalam telemedicine antara lain sumber daya manusia dan teknologi yang ditanamkan tidak bisa dibilang murah, apakah hubungan dokter-pasien tanpa tatap muka langsung dapat diterima sebagai hubungan dokter-pasien sesungguhnya, apakah peresepan elektronik dalam telemedicine dapat diterima, tidak terjaganya rahasia pasien jika terjadi kecerobohan jaringan/ perangkat lunak, dsb.

Ringkasnya, telemedicine sebagai suatu alat bantu telah menawarkan beberapa peluang. Dengan mengutamakan keselamatan pasien yang didukung regulasi, standar, penelitian dan kedokteran berbasis bukti, telemedicine mungkin dapat membantu terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Sumber : http://daniiswara.net/2009/01/18/telemedisin-bukan-khayalan/



Tele-surgery

Ternyata sekarang terdapat kemajuan teknologi baru dalam bidang kedokteran (medis) yaitu tele-surgery. Tele-surgery sendiri dapat diartikan operasi jarak jauh. Mungkin bagi sebagian orang ini merupakan sesuatu hal yang masih asing, bagaimana mungkin operasi dapat dilakukan dalam jarak jauh. Dalam prakteknya operasi jarak jauh menggunakan robotic surgery. Berikut ulasan yang lebih jelas mengenai tele-surgery berdasarkan Surgeon[log].

Ternyata ada efek positifnya seorang dokter bedah yang mahir bermain PS (play station). Ketrampilan itu menjadi dasar untuk menjalankan pembedahan atau operasi dengan menggunakan robot. Robotic Surgery merupakan salah satu terobosan teknologi di bidang bedah yang sebetulnya sudah tidak menjadi sesuatu teknik baru lagi di kamar-kamar operasi rumah sakit bedah di beberapa negara maju.

Sejarahnya, bermula dari penggunaan jarum untuk melakukan biopsy pada jaringan otak pada tahun 1985 yang mengandalkan robot (PUMA 560) dengan bantuan CT scan untuk menjamin keakuratan posisi tusukan. Kemudian berkembang pada tahun 1992 digunakan untuk pembedahan kelenjar prostat dan beberapa bedah minimal invasif di bidang orthopedi. Pada saat ini robot yang banyak digunakan adalah produksi Intuitive Surgical bernama da Vinci yang pengoperasiannya didukung oleh Computer Motion menggunakan ZEUS robotic surgical system. Alat bantu pembedahan ini mempunyai 3 komponon pokok; surgeon’s console berupa perangkat komputer, robot dengan 4 lengan / tuas (1 untuk mengontrol kamera dan 3 untuk menggerakkan instrumen) dan 3D vision system. Gerakan tangan dokter Bedah sebagai operator yang memegang remote control dapat diatur agar sesuai dengan gerakan mikro pada instrumen dalam tubuh pasien. Kondisi lapangan operasi diperlihatkan di monitor komputer bersumber dari kamera kecil dengan pembesaran sampai 25 kali. Dengan vision system yang canggih membuat sang operator bisa dengan tepat memanipulasi (memegang, menyisihkan, memotong, menjepit) jaringan di areal pembedahan menggunakan tangan-tangan robot ini melalui beberapa kanula yang masuk ke bagian dalam tubuh penderita.

Jadi ada 3 keunggulan utama penggunaan Robotic Surgery, yakni; bisa dijalankan dengan remote control (tidak menyentuh langsung), minimal invasif dan operator tidak perlu hadir di kamar operasi. Dengan demikian operasi ini dapat mengurangi rasa nyeri, memperkecil sayatan luka operasi, meminimalisir perdarahan dan mempersingkat waktu rawat pasca operasi. Dapat diaplikasikan hampir ke semua sub bidang Bedah seperti pembedahan jantung (cardiovascular), bedah digestif, urologi, onkologi, bedah saraf, pediatric dan lain-lain bahkan sudah juga berkembang untuk pembedahan gynecologi. Tercatat di Amerika dan Eropa, da Vinci Robotic Surgical System telah digunakan lebih di 800 rumah sakit pada tahun 2006 untuk menyelesaikan sebanyak 48.000 kasus bedah.

Namun tentunya terdapat beberapa hambatan dalam penggunaa Robotic Surgery yaitu menyangkut masalah teknis, seperti ketergantungan alat, pengaruh listrik, jaringan koneksi -baik telpon ataupun internet- dan lain-lain maupun masalah etika dan hukum. Pasien tidak lagi mempunyai kontak bahkan tidak kenal dengan dokternya karena tidak ada sentuhan pemeriksaan fisik dan hubungan psikologis melalui penerimaan keluhan, anamnesa, saran serta nasehat dokter. Dari sisi hukum, apalagi yang berlaku sekarang, jelas SIP (Surat Ijin Praktek) tidak memperbolehkan seorang dokter menyelenggarakan layanan kesehaten di tempat lain di luar kawasan surat ijin tersebut. Kalau pun teknologi ini bisa lancar dalam penerapannya, mungkin akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk bimbingan, arahan dan bantuan teknik dari dokter bedah yang telah berpengalaman yang berada jauh terhadap koleganya yang relatif lebih dekat bersentuhan dan berhubungan dengan si pasien. Cara praktek seperti ini disebut tele-mentoring.

Singkatnya, bagaimanapun kemajuan teknologi yang bertujuan memudahkan penggunanya di dunia medis terkadang justru terbentur dengan etika profesi medis itu sendiri. Maka masih tetap diperlukan cara atau stretegi untuk dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi tanpa harus mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan dan etika.

Sumber : http://spesialisbedah.com/2008/11/robotic-surgery-pembedahan-menggunakan-remote-control/